Asal Usul Desa Suradadi
Desa yang tergolong tua ini sudah tersebut di dalam sejarah sebagai desa sejak pemerintahan raja Bali (Anak Agung Gede Ngurah – Cakranegara). Telah disejajarkan dalam babat bersama dengan desa Kopang, Batukliang, Praya dan desa tua lainnya yang kini menjadi kota Kecamatan bahkan Kabupaten.
Kata Suradadi dari berbagai versi berasal dari :
Sura (surau) Dadi (jadi). Ini bisa dibuktikan dengan berdirinya sebuah masjid pertama di Desa ini ± 250 tahun yang lalu. Karena surau adalah berarti masjid. (versi TGHM. Zainuddin Abd.Majid Pancor)
Suradadi juga diartikan (suara yang menggema yang menjadi tanda). Inii dibuktikan dengan terdapatnya sebuah kentongan besar ( kul-kul) yang pada zamannya digunakan untuk memanggil (memberi tanda) kepada rakyat tentang suatu pengumuan. (versi tokoh masyarakat)
Suradadi berasal dari kata Proe Dedi . Konon pada zaman rarudan banyak orang Proe ( sekarang wilayah Sakra ) yang datang dan menetap di desa ini. (versi orang tua)
Zaman dahulu ada dua orang putra mahkota kembar yang diutus memerintah di desa ini yang bernama Nek Sura dan Nek Dadi. Karena sedang diperintah oleh Nek Sura dan Nek Dadi maka Desa ini diberi nama Suradadi
Ada Juga yang mengartikan Suradadi Berarti ,Sura Berarti Tiga dan Dadii Berarti Pemimpin Karena Zaman dahulu ada tiga 0rang abdi kerajaan majapahit Yaitu: Raden Masjati, Raden Masjeni dan Saparse , Yang tinggal dii Desa Suradadi, Sebelum ada Muncul Nama Desa Suradadi
Suradadi resmi disebut desa Suradadi pada tahun 1882 saat suradadi mulai diperintah oleh kepala desa pertama ( JERO GEDE ). Memerintah selama 10 tahunan dan diganti oleh JERO EMET (adiknya), yang juga memerintah lebih dari 8 tahun. Kepala desa ketiga yang memimpin desa ini bernama JERO ULE (adik dari JERO EMET) yang mulai memimpin sejak tahun 1902. kemudian diangkat H. SENENG. Sejak zaman desa ini ada belum pernah terjadi kepala desa memerintah 2 periode.
Karena sebagai pemerintah pada zaman kolonial Belanda penuh dengan peraturan pemerintah baru, lagi pula pada waktu itu wilayah desa ini sangat luas. Di wliayah selatan mencapai sekarara. Sebelah utara Terara dan di sebelah timur Sampai Keporoe (Saat ini Wilayah Desa Sakra). Dan Sebelah Barat Desa Rarang. BAPAK SIWAN adalah kepala desa Suradadi periode ke lima. Beliau digantikan oleh adiknya BAPAK ISNE. Karena suasana pada saat itu kacau pemerintahan Bapak Isne hanya berlaku seumur jagung. Maka desa Suradadi dipimpin oleh Kepala Desa dari luar desa yaitu Kotaraja.
Setelah masa jabatan kepala desa dari Kotaraja berkahir diadakan pemilihan lagi dan naiklah HAJI JABAR (pemegang tampuk kekuasaan ke 7). Pada saat ini wilayah desa Suradadi dipecah menjadi dua yang dibatasi oleh sungai (kali) yang melintas di wilayah Keremit ke hilir. Pemecahan ini tejadi pada tahun 1917. sekarang telah menjadi 2 desa yaitu Desa Suradadi Timur dan Desa Suradadi Barat. Setelah dilakukan peninjauan ternyata desa Suradadi TImur lebih luas dari desa induk, maka pada tahun 1927 Desa Suradadi Timur dipecah lagi menjadi Desa Baru dan Desa Montong Baan. Ini berarti wilayah Suradadi sudah dipecah (dimekarkan) menjadi 3 desa. Ketika masa pendudukan Hindia Belanda mau berakhir terpilihlah MAMIQ MUSTAWAN memipin desa Suradadi sebagai kepala desa ke delapan (VIII). Pada masa beliau pemerintah Hindia Belanda memerlukan seorang Distrik (sekarang Camat) untuk menduduki kedistrikan Sikur. Beliau diangkat oleh pemerintah kolonial menjadi distrik di Sikur namun karena jatuh sakit, tidak dapat memerintah karena meninggal dunia.
Akhirnya Jepang datang pada tahun 1942. Pada waktu itu pemerintahan desa suradadi sudah meilih kepala desa yang ke 9 yaitu T.G.H. Muhammad. Setelah beliau terpilihlah MAMIQ BAKTI (tahun 1961).
Pada tahun 1965 AQ. RATNITA terpilih memimpin sebagai kepala desa ke 11 menggantikan MQ. BAKTI. Pada masa pemerintahan Amaq Ratnita desa Suradadi dimekarkan menjadi 3 desa yaitu Suradadi, Terara dan Santong. Pada tahun itu juga Desa Baru menjadi dua dengan Desa Sukarara, dan Montong Baan menjadi 2 dengan Semaya (Lintek).
Selanjutnya Pada Tahun 2009 – 2010 Desa Suradadi di Mekarkan Lagi Menjadi 3 Desa Yaitu : Desa Leming dan Desa SelagikSejarah Kepemimpinan.
Berikut Urutan Pecahan Desa Suradadi :
Sejarah Kepemimpinan Desa Suradadi dari awal sampai sekarang adalah sebagai berikut :
NO |
NAMA |
PERIODE JABATAN |
1 |
JERO GEDE |
( 1882 – 1892 ) |
2 |
JERO EMET ( adik dari Jero Gede ) |
( 1892 – 1902 ) |
3 |
JERO ULE ( adik dari Jero Emet ) |
( 1902 – 1912 ) |
4 |
HAJI SENENG |
( 1912 – 1922 ) |
5 |
BAPAK SIWAN |
( 1922 – 1930 ) |
6 |
BAPAK ISNE (adik dari Bpk Siwan) |
(1930) |
7 |
HAJI JABAR |
( 1930 – 1938 ) |
8 |
MAMIQ MUSTAWAN |
( 1938 – 1944 ) |
9 |
TGH. L. MUHAMMAD |
( 1946 – 1954 ) |
10 |
MAMIQ BAKTI |
( 1954 – 1962 ) |
11 |
AMAQ RATNITA |
( 1962 – 1970 ) |
12 |
LALU RUSLAN |
( 1970 – 1974 ) |
13 |
LALU BARJA, BA Pjs.Camat Terara |
( 1974 – 1978 ) |
14 |
MAMIQ NASRUN |
( 1978 – 1986 ) |
15 |
LALU MUSTAWAN |
( 1986 – 1994 ) |
16 |
KAMARUDIN, SH |
( 1994 – 2002 ) |
17 |
H. DJENAH ASHOBRI |
( 2002 – 2008 ) |
18 |
H.M. FACHRURROZI, QH |
( 2008 – 2013 ) |
19 |
LALU GEDE WIRAKSA |
( 2013 - 2019 ) |
20 |
YAKIM, S.AP (Pjs. Camat Terara) |
(2019 - 2021) |
21 |
KAMARUDIN, SH |
(2021 – Sekarang) |
Unduh Lampiran:
Sejarah Desa