Lsd Suradadi_Bapak mustakim alias amaq Pen merupakan pria berumur 65 tahun yang saat ini tinggal bersama kedua anaknya yg masih kecil kecil yaitu Aji Indra Irawan (13) dan Supiana (6,5) yang saat ini menetap didusun mulur. Alamat asli amaq Pen beralamatkan Danger kecamatan Masbagek, namun sudah menetap di desa Suradadi sekitar kurang lebih 17 tahun. Istri amaq pen sendiri sudah 2 tahun menjadi TKW namun sampai saat ini tidak ada kabarnya.
Perbaikan rumah amaq Pen ini bermula ketika ketua PEPADU (Peduli anak yatim dan dhuafa) Lalu Sas berkunjung/survey lokasi untuk mencari anak-anak fakir miskin penerima santunan maka ditemuilah amaq Pen selaku orang tua dan saat itu amaq Pen ditemui dalam keadaan sakit terbaring sendirian beralaskan tikar tidak layak pakai terbalut 1 selimut. Keadaan dan kondisi rumah amaq Pen saat itu sangant memprihatinkan yang menambah rasa iba yang timbul dihati siapa saja yang melihatnya, lantai tempat tinggalnya sudah tidak layak apalagi kondisi dapurnya. Hal inilah yang menggerakkan para Pepadu untuk membantu perbaikan rumah amaq Pen, yang sebelumnya para pepadu melakukan perundingan/koordinasi bersama 13 anggotanya menyangkut konsultasi terkait pembangunan dan RAB (Rancangan Anggaran Belanja) yang akan dilaksanakan.
Saat ini pembangunan rumah amaq Pen hampir berjalan 3 hari. Ada 3 pencapaian yang diharapankan para PEPADU setelah pembangunan rumah induknya selesai diantranya yang pertama dapat membelikan peralatan peralatan dapur seperti kompor dan lainnya karena memang peralatan dapurnya hanya 1 wajan 1 panci, yang kedua membelikan alas tidur dan yang ketiga adalah membuatkan sanitasi. Saat ini memang yang menjadi prioritas adalah bangunan induk rumah namun diharapkan bisa memenuhi kegiatan kegitan yang direncanakan, tentunya para Pepadu masih mengharapkan uluran tangan dari para donatur agar apa yang menjadi harapan terkait pembangunan rumah amaq Pen bisa tercapai.
Berdasarkan pengakuan amaq Pen sendiri bahwa beliau merasa bahagia dan bersyukur atas bantuan yang diterimanya saat ini melalui Pepadu, selasa (22/09/2020)
Pepadu kini sudah memperlihatkan perkembangannya yang awalnya hanya menyantuni anak yatim kini sudah berkembang menyantuni fakir miskin yang kemudian kini membantu memperbaiki rumah/merenovasi rumah yang tidak layak huni menjadi rumah layak huni. hal ini merupakan keseriusan para pepadu dalam memperhatikan masyarakat disekelilingnya yang tidak terlepas dari uluran tangan para donatur. (Sopa)